Minggu, 21 April 2013

PEMBANGUNAN DAERAH


LENSAINDONESIA.COM: Bupati Pacitan, Jawa Timur, Indartato memastikan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di daerah perbatasan akan menjadi prioritas dalam tiga tahun sisa masa jabatannya.

“Pembangunan di daerah perbatasan ke depan harus lebih diintensifkan agar kesejahteraan masyarakat tidak jauh tertinggal, terutama pemenuhan sarana dan prasarana umum, baik jalan, jembatan, sekolah, pusat kesehatan dan lain sebagainya,” katanya, Sabtu (23/03/2013)

Penegasan itu sekaligus mengkonfirmasi hasil tilik desa yang dilakukannya bersama seluruh jajaran forum pimpinan daerah (forpimda) dan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) se-Kabupaten Pacitan, di Kecamatan Ngadirojo, Rabu (20/3).

Menurutnya, desa-desa maupun kecamatan yang secara geografis berbatasan langsung dengan daerah/kabupaten tetangga memiliki peran strategis dalam hal pertumbuhan ekonomi, budaya, maupun keamanan.

Ia lalu mencontohan Desa Wonoasri, Kecamatan Ngadirojo yang memiliki wilayah berbatasan dengan Desa Mrayun, Kecamatan Mrayun Kabupaten Ponorogo.
Sebagai desa baru hasil pemekaran tahun 2007, masyarakat Wonoasri sangat membutuhkan perhatian untuk mengejar pembangunan.

Di desa ini, banyak fasilitas infrastruktur penting yang rusak parah atau bahkan belum tergarap sama sekali, padahal secara ekonomi perkembangan desa cukup menjanjikan
.
“Pemerintah Kabupaten Pacitan Insyaallah akan menjadikannya sebagai prioritas penanganan hingga 2014,” kata Bupati.

Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, Budianto mengakui sebagian besar infrastruktur jalan di daerahnya rusak berat.

Ia mengungkapkan panjang atau volume jalan yang mengalami kerusakan dengan kategori berat mencapai 300 kilometer atau sekitar 35 persen dari total panjang infrastruktur jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten setempat, yakni 798 kilometer.

Untuk memperbaiki sarana pendukung mobilisasi warga itu, Pemkab Pacitan sebenarnya telah menganggarkan dana sebesar Rp12 miliar, terutama untuk perbaikan jalan yang mengalami kerusakan berat.

Namun, anggaran tersebut menurut Budianto belum sebanding dengan kebutuhan yang disesuaikan dengan volume/tingkat kerusakan jalan. “Jumlah anggaran yang tersedia belum mencukupi,” ujarnya.@ridwan_licom/ant

Pendapat saya :
Pemerintah daerah memang harus memfokuskan Pembangunan daerah pada wilayah perbatasan , contohnya di Pacitan, Jawa timur. Di wilayah ini masih ada beberapa daerah yang harus di benahi kembali salahsatunya desa wonoasri . pemerintah daerah di pacitan seharusnya bisa lebih cepat dalam membangun didaerah tersebut , dengan banyaknya infrastruktur penting yang rusak dengan begitu akan sangat mengganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat di Desa Wonoasri . 

referensi : 
http://www.lensaindonesia.com/2013/03/24/pacitan-prioritaskan-pembangunan-daerah-perbatasan.html 

Senin, 08 April 2013

Ekspor-Impor Indonesia Masih Hadapi Masalah Serius


2013 , Ekspor-Impor Indonesia Masih Hadapi Masalah Serius

    Kontras dengan kinerja ekspor, perkembangan impor barang ke Indonesia pada 2013 diperkirakan akan tetap tinggi dengan kecendrungan pertumbuhan impor meningkat. Desakan barang-barang impor China masih akan gencar sebagai akibat terjadinya pengalihan pasar dari Eropa dan Amerika ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Angga Bratadharma


Jakarta–Kinerja ekspor Indonesia pada 2013 diperkirakan belum dapat pulih sepenuhnya setelah mengalami defisit neraca perdagangan beberapa kali sepanjang 2012. Apalagi pemulihan krisis Uni Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan tren perbaikan yang lamban ditambah masih adanya tren penurunan harga komoditas dipasar Internasional.

Seperti diketahui, hingga Oktober 2012 neraca perdagangan sudah mengalami deifisit sebanyak lima kali, yaitu bulan April -USD764,7 juta, Mei -USD207,2 juta, Juni -USD1.286,1 juta, Juli -USD263,9 juta dan Oktober -USD1.547,0 juta.

“Dari kesemuanya itu, defisit Oktober merupakan yang terbesar dalam lima tahun terahkir”, kata Ekonom INDEF Enny Sri Hartati, kepada Infobanknews.com, di Jakarta, belum lama ini.

Enny menerangkan, dari basis ekspor yang masih bertumpu pada komoditas primer, perkembangan ekspor pada 2013 diperkirakan masih akan menghadapi tantangan serius dari pasar global. Hal ini terjadi karena relatif lambannya pemulihan krisis Uni Eropa dan AS serta tren penurunan harga komoditas di pasar internasional.
 
“Masih ada tantangan yang akan dihadapi. Harga komoditas juga masih mengalami penurunan atau belum kunjung membaik, setidaknya hingga akhir tahun 2012 masih tetap terjadi”, jelas Enny.

Enny menambahkan, kontras dengan kinerja ekspor, perkembangan impor barang ke Indonesia pada 2013 diperkirakan akan tetap tinggi dengan kecendrungan pertumbuhan impor meningkat. Desakan barang-barang impor China masih akan gencar sebagai akibat terjadinya pengalihan pasar dari Eropa dan Amerika ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi negara-negara industri yang ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonominya. Namun, Indonesia perlu melakukan berbagai langkah untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dinegeri sendiri”, jelasnya. (*)


Pendapat saya :
Dalam sektor perdagangan internasional, kebanyakan orang cenderung mengatakan bahwa ekspor lebih penting dari pada impor. Tetapi teori mengatakan berbeda.
Dalam teori ekonomi internasional, dikatakan bahwa impor lebih penting
daripada ekspor, karena kebutuhan dalam negeri sebuah Negara tidak dapat dipenuhi hanya dari negaranya sendiri tetapi terkadang membutuhkan bantuan dari negara lain. Logikanya, negara tersebut harus menghasilkan devisa untuk membayar impornya. Salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk membiayai impor. Jadi, secara alamiah impor lebih penting daripada ekspor. Namun impor yang berlebihan akan mengganggu stabilisasi dari industri dalam negri yang kalah bersaing dengan kualitas produk  dari luar negri .  dampak dari Krisis di Eropa bagi ekspor impor Indonesia adalah mungkin akan sulit bagi Cina untuk memasuki wilayah Eropa dikarenakan krisis yang melanda. Yang dikhawatirkan adalah dengan ditutupnya pasar Eropa karena krisis, maka barang-barang ekspor Cina akan dialihkan secara besar-besaran ke Indonesia . Serbuan barang Cina tersebut tentunya akan membuat panik pasar domestik Indonesia. Karena, diprediksikan akan menurunkan jumlah produksi dan juga penjualan dalam negeri. Hal ini dapat memicu adanya kerugian finansial serta pengurangan tenaga kerja (PHK) yang menghasilkan melejitnya tingkat pengangguran. Satu-satunya cara untuk mengantisipasi keadaan buruk ini adalah dengan menjaga daya saing dan juga pasar domestik dalam negeri .

referensi :